Ini Progres Program Pengendalian Banjir 942
Kegiatan super prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk membangun dan merehabilitasi sembilan polder, empat waduk dan dua sungai atau dikenal dengan program 942 masih terus berjalan.
Realisasi pengerjaan masing-masing lokasi bervariasi
Program infrastruktur multiyears (2021-2022) di lima kota administrasi Jakarta ini merupakan salah satu upaya penting dalam peningkatan kapasitas sistem pengendalian banjir untuk menangani dan menanggulangi genangan dan banjir di Jakarta, khususnya di daerah-daerah rawan tergenang.
Adapun lokasi sembilan polder tersebar di Muara Angke, Teluk Gong, Mangga Dua, Kelapa Gading, Pulomas, Marunda JGC, Green Garden, Kamal, dan Pompa Tipala - Pompa Adhyaksa.
DRD: Pembangunan Polder Perlu untuk Atasi BanjirSedangkan lokasi empat waduk tersebar di Waduk Pondok Ranggon, Embung Wirajasa, Waduk Brigief, Waduk Lebak Bulus.
Untuk lokasi dua sungai tersebar di Kali Besar Sodetan Kanal Museum Bahari dan Sungai Ciliwung Hilir kawasan Pasar Baru.
“Realisasi pengerjaan masing-masing lokasi bervariasi. Karena masih banyak proses seperti pabrikasi, design development, dan persiapan.” ungkap Dudi Gardesi Asikin, Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Jumat (18/3).
Dudi menjelaskan, polder merupakan suatu sistem drainase kawasan yang dilengkapi infrastruktur pompa, pintu air dan long storage untuk menampung air hujan dari kawasan. Teknisnya polder akan membagi air ke beberapa sungai atau kali untuk mengurangi terjadinya banjir pada suatu wilayah.
“Dengan sistem polder, debit air dari kawasan ditampung kemudian dialirkan ke sungai yang dikontrol melalui pintu dan pompa air,” katanya.
Menurut Dudi, lingkup pekerjaan pembangunan polder di masing-masing lokasi bervariasi. Antara lain seperti pembangunan pompa baru, pintu air, parapet dan sheetpile, peningkatan kapasitas pompa, saringan sampah, rotary screen dan hoist crane.
"Catchment area polder bervariasi di setiap lokasi berkisar antara 100-700 hektare. Polder juga akan dilengkapi infrastruktur pendukung disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi eksisting dan karakteristik lokasi,” terangnya.
Dudi melanjutkan, untuk pembangunan waduk, pihaknya merancang dengan berkonsep green and blue dan sebagai ruang publik demi menjaga kearifan lokal. Fungsi waduk sendiri dibangun untuk mereduksi debit banjir pada sistem aliran kali.
“Sedangkan revitalisasi ditujukan untuk meningkatkan kapasitas debit air, mengendalikan banjir kawasan dan penataan bantaran kali,” tuturnya.
Ia menambahkan, program 942 ini diperkirakan menelan biaya hingga Rp 1 triliun. Anggaran tersebut dialokasikan Pemprov DKI dari dana pinjaman dari pemerintah pusat melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021.
Berikut progres atau realisasi pembangunan dan rehabilitasi sembilan polder, empat waduk dan dua kali per 14 Maret 2022:
Klaster Polder
-Pembangunan atau rehabilitasi Polder Kelapa Gading (Betik dan Artha Gading) dan Polder Pulomas realisasi 12,13 persen.
-Pembangunan atau rehabilitasi Sub Polder Marunda (JGC-Metland) dan Pompa Tipala-Adhyaksa realisasi 3,85 persen.
-Pembangunan atau rehabilitasi Polder Muara Angke, Polder Teluk Gong dan Polder Mangga Dua realisasi 2,46 persen.
-Pembangunan atau rehabilitasi Polder Green Garden dan kelengkapannya 7,74 persen.
-Pembangunan sistem Polder Kamal (pompa, pintu air serta kelengkapannya) realisasinya 5,27 persen.
Klaster Waduk dan Embung
-Pembangunan Waduk Pondok Ranggon dan Embung Wirajasa berikut dengan kelengkapannya mencapai 21,55 persen
-Pembangunan Waduk Brigif dan Waduk Lebak Bulus beserta kelengkapannya 13,49 persen
Klaster Sungai atau Kali
-Pembangunan atau peningkatan kapasitas sungai/Kali Besar dan sodetan Kanal Museum Bahari mencapai 7,02 persen
-Pembangunan atau peningkatan kapasitas kali atau sungai Ciliwung hilir kawasan Pasar Baru mencapai 3,53 persen